Mendidik Anak
“Wahai orang-orang yang beriman, selamatkanlah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu” (Surat At Tahrim)
Kutipan kalimat diatas adalah arti dari salah satu ayat dalam Surat At tahrim yang memerintahkan kepada manusia yang beriman agar selalu bertanggung jawab kepada keluarganya dengan memberikan pendidikan yang baik dan bermanfaat, terutama kepada anak, khususnya ilmu agama Islam, yaitu Fiqih (yang menitikberatkan tata cara beribadah kepada Allah), Tauhid (pengenalan terhadap Allah), dan Tasawuf (membersihkan hati).
Ketiga macam ilmu tersebut adalah pokok/landasan dalam agama Islam. Bagaimana kita bisa mengetahui tata cara beribadah kalau kita tidak belajar ilmu Fiqih, kita tidak akan mengenal Allah tanpa mempelajari ilmu Tauhid, juga akan tumbuh dan mengakar sifat-sifat buruk dalam hati kita, seperti sifat sombong, dengki, hasud, serakah, ingin selalu dipuji, dan lain sebagainya yang kesemuanya itu dapat dikikis dengan mempelajari ilmu Tasawuf. Nabi Muhammad s.a.w bersabda, “Pemberian terbaik dari seorang ayah kepada anaknya adalah pendidkan dan adab yang baik”.
Sebagai orang tua kita selalu mengharapkan kepada anak kita agar menjadi anak yang sukses bagi masa depannya. Tak jarang puluhan juta atau mungkin ratusan juta rupiah kita habiskan untuk mendidik anak kita untuk mencapai jenjang pendidikan tinggi. Islam tidak melarang seseorang meraih gelar kesarjanaan atau ahli dalam bidang tertentu, bahkan sebaliknya umat Islam dianjurkan menjadi umat yang cerdas, tentunya cerdas dalam berpikir dan cerdas dalam berperilaku. Pendidikan umum haruslah diiringi dengan pendidikan agama Islam, sungguh ironis bila anak kita sekolahkan hingga sampai perguruan tinggi, tetapi dia tidak bisa membaca Al Quran, tidak mengerti bagaimana cara melaksanakan sholat, puasa, dan ibadah yang lainnya. Padahal amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat nanti adalah sholat. Sabda Rasulullah s.a.w, “Yang pertama kali dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat, apabila didapati sempurna sholatnya maka akan diterima sholatnya itu dan seluruh amal kebaikannya, namun apabila kurang sempurna, ditolak sholatnya dan seluruh amal kebaikannya”.
Banyak orang tua yang mengabaikan pendidikan agama Islam terhadap anaknya, mereka lebih memprioritaskan pendidikan yang bersifat umum, daripada menanamkan pendidikan ilmu agama Islam. Mereka hanya menatap pada keberhasilan kehidupan di dunia, dengan berpandangan bahwa berbekal pendidikan tinggi akan dengan mudah mencari uang, menjadi seorang pengusaha, menduduki jabatan tertentu atau menjadi seorang pemimpin dalam instansi pemerintah atau swasta. Padahal hidup di dunia ini hanyalah sementara, kehidupan akhiratlah yang abadi. Kalau untuk hidup di dunia kita sudah mempersiapkan anak kita dengan sungguh-sungguh, lalu bagaimana persiapan menuju akhirat nanti ketika menghadap Ilaahi Rabbi? Oleh karena itu bekalilah anak-anak kita pendidikan agama Islam sejak dini, agar kelak nanti ketika sukses mereka tetap menjadi orang yang berakhlak Islami. Jangan sampai anak kita menjadi pemimpin yang korup, menjadi pejabat tinggi yang bermoral rendah, atau menjadi pengusaha yang memperlakukan buruh sebagai budak, apalagi menjadi orang kaya yang membiarkan tetangganya hidup dalam kemiskinan. Na’udzubillaahi min dzaalik.
Orang tua yang mendidik anak-anaknya menjadi anak yang Shalih, akan memperoleh manfaatnya, karena mereka akan selalu mendoakan orang tuanya. Selain itu, pendidikan yang baik akan menjadi amal jaariyah yang pahalanya selalu mengalir walaupun si orang tua telah meninggal dunia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Buraidah r.ha. Rasulullah s.a.w bersabda, “Seseorang yang belajar, mengajar, dan mengamalkan Al Quran, maka orang tuanya akan mengenakan mahkota yang gemerlapan yang cahayanya seperti cahaya matahari dan akan mengenakan pakaian yang mahal, bahkan lebih mahal daripada seluruh kekayaan dunia. Kemudian mereka akan heran dengan kemuliaan tersebut dan mereka akan bertanya karena apa mereka dimuliakan? Dikatakan kepada mereka bahwa itu semua adalah pahala dari pengetahuan tentang Al Quran yang telah diperoleh anaknya”.
Wallaahu a’lam…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Komentar