Selasa, 22 Desember 2009

Bani Israil, kaum yang keras kepala

Mengungkap Kasus Pembunuhan

Pada suatu ketika, telah terjadi kasus pembunuhan terhadap seorang yang kaya raya. Kejadian tersebut dilaporkan oleh keponakan korban kepada pihak yang berwajib. Setelah diadakan penyidikan dan pemeriksaan terhadap saksi dan keluarga korban, tidak dapat ditemukan siapa pelaku pembunuhan itu.

Entah mengapa, para penegak hukum tidak dapat mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa konglomerat Yahudi tersebut. mungkin sang pelaku memang seorang yang sangat lihai dalam menyembunyikan pebuatannya ataukah antara pelaku dan penegak hukum sudah “main mata” agar kasus tersebut tidak sampai dimejahijaukan, tetapi yang jelas pada waktu itu belum ada mesin penyadap alat komunikasi untuk memantau konspirasi jahat antara pelaku dan oknum penegak hukum. Kejadian yang cukup menghebohkan itu akhirnya disampaikan kaum Bani Israil kepada Nabi Musa AS.

Kaum Yahudi tersebut meminta kepada Nabi Musa AS untuk menjelaskan bagaimana caranya membongkar kasus pembunuhan yang sepertinya telah menemui jalan buntu. Maka berdoalah Nabi Musa AS kepada Allah Swt agar diberikan petunjuk untuk mengungkap kasus seperti yang telah dimintakan oleh kaum Yahudi tersebut. “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk menyembelih seekor sapi”. Pinta Nabi Musa kepada kaum Bani Israil. Mendengar ucapan Nabi Musa, bukannya mereka menuruti, tetapi malah menyangka Nabi Musa telah mengejek dan memperolok mereka dengan apa yang disampaikannya itu.

Dengan penuh kesabaran sebagai seorang rosul Allah, sambil meyakinkan kepada kaum Bani Israil, bahwa apa yang diperintahkan tersebut bukanlah bermaksud memperolok dan bukan pula sebagai suatu ejekan. Setelah mendengar penjelasan Nabi Musa, kaum Yahudi berkata. “berdoalah/mintalah kepada Tuhanmu (Allah SWT) untuk menjelaskan berapa umur sapi itu”. Nabi Musa menjelaskan kembali bahwa sapi tersebut bukanlah sapi yang sudah tua, bukan pula sapi yang masih muda (kecil). “Maka (kalian) kerjakanlah apa yang telah diperintahkan”. Imbuh Nabi Musa.

Mereka (Bani Israil) berkata kepada Nabi Musa, “berdoalah/mintalah kepada Tuhanmu (Allah SWT) untuk menjelaskan apa warna sapi itu”. Nabi Musa menjelaskan bahwa sapi yang harus disembelih adalah yang berwarna kuning keemas-emasan, dan bagus rupanya yang bila orang mamandang sapi itu mereka menyukainya.

“Berdoalah/mintalah kepada Tuhanmu (Allah SWT) untuk menjelaskan bagaimana kondisi sapi itu”. Lagi-lagi mereka menanyakan sapi yang dimaksud apakah yang sudah pernah dipakai bekerja atau belum. Nabi Musa menjawab bahwa sapi tersebut adalah sapi yang belum pernah dipekerjakan, baik untuk membajak tanah maupun untuk mengairi tanaman/sawah, tidak cacat, dan tidak belang warnanya.

Singkat cerita akhirnya mereka menuruti saran Nabi Musa dan mencari sapi yang telah disifatkannya itu berdasarkan petunjuk dari Allah SWT, hingga akhirnya ditemukanlah sapi yang dimaksud pada seorang pemuda yang akan menjualnya dengan harga yang sangat mahal.

Cerita diatas menggambarkan betapa kaum Yahudi memang bukanlah kaum yang mudah untuk menerima saran (kebaikan) dari Nabi Musa, meskipun mereka membutuhkan pertolongannya, mereka sangat keras kepala dan kerap kali membangkang terhadap apa yang diperintahkan Nabi Musa AS.
Wallaahu A’lam….

(Bersambung…….)

Image and video hosting by TinyPic