Lagu Rock Terfavorit Sepanjang Masa
Pemilihan lagu rock favorit itu dilakukan Radio Absolute Classic Rock, Inggris. Selain 'Stairway to Heaven', 2 lagu Led Zeppelin lainnya juga masuk dalam 10 lagu terfavorit. Dalam daftar 10 lagu terfavorit sepanjang masa itu, seperti dilansir contactmusic, Senin (19/4/2010), The Who hanya duduk di daftar nomor 2 dengan lagu 'Won't Get Fooled Again'. Queen di urutan 3 dengan lagu 'Bohemian Rhapsody. Sementara The Beatles dengan 'Revolution' hanya bisa puas di posisi 9. 'Stairway to Heaven' diciptakan oleh Jimmy Page dan penyanyi Robert Plant untuk album studio keempat band tersebut, Led Zeppelin IV. Rekaman 'Stairway to Heaven' dimulai pada Desember 1970 di Basing Street Studios di London.
Led Zepplein, dipimpin Robert Plant sebagai vokalis dengan gitaris Jimmy Page dan drummer John Bonham dan Basis Jonh Paul Jones.
Berikut daftar 10 lagu rock terfavorit sepanjang massa hasil polling Absolute Classic Rock Radio:
1. Led Zeppelin - Stairway To Heaven
2. The Who - Won't Get Fooled Again
3. Queen - Bohemian Rhapsody
4. Led Zeppelin - Whole Lotta love
5. Deep Purple - Smoke On The Water
6. The Who - Baba O' Reilly
7. Led Zeppelin - Rock n ' Roll
8. Free - All Right Now
9. The Beatles - Revolution
10. The Rolling Stones - Gimme Shelter
Senin, 19 April 2010
Minggu, 18 April 2010
Senin, 12 April 2010
Jalan-jalan ke Kota Solo
Solo, Spirit of Java
Solo atau Surakarta adalah kota terbesar kesepuluh di Indonesia meskipun bukan termasuk ibukota salah satu provinsi di Republik ini. Udara di kota Solo terasa cukup terik, tak ubahnya dengan Jakarta, maklum, secara geografis letaknya memang berada didataran rendah sekitar 100 m di atas permukaan laut. Akan tetapi ketika pagi hari, hawa udara pegunungan terkadang berhembus ke kota ini, karena kota Solo memang diapit oleh dua pegunungan, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Lawu. Kota ini juga dilalui oleh sungai yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, sungai yang begitu melegenda dan sangat fenomenal, serta salah satu tempat ditemukannya situs purbakala, yaitu Bengawan Solo.
Dilihat dari perkembangannya sejak dulu kala, keberadaan kota Solo memang menambah khazanah sejarah bangsa Indonesia. Kalau di Yogyakarta dipimpin oleh kesultanan (Hamengkubuwono), di Surakarta, pusat pemerintahannya dipimpin oleh kesunanan (Pakubuwono). Berdasarkan fakta sejarah, ketika mendengar pengumuman tentang kemerdekaan RI, pemimpin Mangkunegaran (Mangkunegara VIII dan Susuhunan Sala (Pakubuwana XII) mengirim kabar dukungan ke Presiden RI Soekarno dan menyatakan bahwa wilayah Surakarta (Mangkunegaran dan Kasunanan) adalah bagian dari RI. Sebagai reaksi atas pengakuan ini, Presiden RI Soekarno menetapkan pembentukan propinsi Daerah Istimewa Surakarta (DIS). Terbentuknya DIS menimbulkan gejolak politik di kota itu, adalah Tan Malaka, tokoh Partai Komunis Indonesia pada Oktober 1945 melakukan gerakan untuk membubarkan DIS dan berencana menghancurkan kekuasaan kedua monarki ini, yaitu mangkunegaran dan kesunanan. Gerakan ini juga dikenal dengan Pemberontakan Tan Malaka. Masih banyak lagi sejarah perjuangan bangsa Indonesia di kota ini, salah satunya adalah ketika Jenderal Sudirman memerintahkan untuk melancarkan serangan umum melawan Belanda untuk merebut kembali kota Yogyakarta dan Surakarta yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi pada 7 Agustus1949.
Wisata ke kota yang sudah sejak lama kami idam-idamkan akhirnya terlaksana juga. Kota yang sarat dengan sejarah bangsa Indonesia ini memang sangat menyenangkan, disamping masyarakatnya yang ramah, tertib, banyak terdapat daerah wisata yang dapat kita kunjungi disana, baik di kota, maupun daerah-daerah yang berdekatan dengan kota Solo. Kota Solo sendiri berbatasan dengan wilayah masing-masing disebelah utara: Kabupaten Karang Anyar dan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan: Kabupaten Sukoharjo, sebelah barat: Kabupaten Kabupaten Sukoharjo, sebelah timur: Kabupaten Karang Anyar.
Perjalanan menuju ke sana kami memilih menggunakan jasa transportasi kereta api, yaitu KA Senja Utama Solo (kelas bisnis), alternatif ini kami pilih karena kereta api merupakan alat transportasi yang murah dan lebih nyaman ketimbang bus. Dengan naik kereta api, kita dapat beristirahat dalam perjalanan lebih rileks, bisa jajan di beberapa stasiun tertentu yang disinggahi (kalau bosan dengan menu yang ditawarkan oleh resto KA), karena disaat kereta singgah para pedagang masuk dari gerbong ke gerbong menjajakan aneka macam barang jajanannya, dari air mineral sampai kopi hangat, mulai pop mie sampai nasi bungkus, bahkan ada yang menjual pisang rebus. Makanan untuk oleh-oleh juga ada, Pokoknye asyik dah. Kalau mau menikmati senandung pengamen ada di kereta kelas ekonomi, tetapi anda harus ekstra hati-hati karena di situ berbaur para pencopet dengan penumpang menjadi satu. Namun kesemua ini tidak berlaku untuk KA kelas eksekutif, ini jenis kereta bagi anda yang berkantong tebal. Pelayanan dan kenyamanannya lebih baik dibanding kelas bisnis dan ekonomi. Ya jelas dong, kalau mau enak harus bayar mahal, untuk keselamatan tetap saja engga ada jaminan.
Sebagai antisipasi agar tidak kehabisan karcis, dua minggu sebelum keberangkatan, kami sudah booking tiket KA Senja Utama Jakarta-Solo PP, karena kebetulan jadwal liburan kami berbarengan dengan hari libur nasional yang berdempetan dengan hari Sabtu dan Minggu. Biasanya liburan seperti itu akan dimanfaatkan oleh para pedatang yang tinggal di Jakarta untuk pulang kampung. Dari pada engga kebagian tiket mendingan pesan jauh-jauh hari sebelumnya. Kami pesan 4 tiket, masing-masing 2 untuk dewasa dan 2 untuk anak-anak, khusus untuk anak-anak diberikan diskon sebesar 20%. Kereta diberangkatkan dari Stasiun Senen (kalau di Stasiun Gambir hanya untuk kelas eksekutif). Berangkat pukul 20.15 WIB tiba di Stasiun Solo Balapan pukul 07.00 waktu setempat, dengan catatan: kalau kereta tidak terlambat.
Tepat pukul 07.00 waktu setempat kami tiba di Stasiun Solo Balapan, tanpa ada gangguan sedikitpun selama dalam perjalanan, kami pun sangat menikmati perjalanan dan dapat tidur dengan nyenyak. Kali ini PT Kereta Api (persero) benar-benar menepati janjinya, kereta berangkat sesuai jadwal dan singgah di stasiun sebagaimana mestinya. Stasiun yang disinggahi oleh KA Senja Utama Solo yaitu; Stasiun Manggarai, Jatinegara, Bekasi, Cirebon, Purwokerto, Jogjakarta, Klaten dan terakhir tiba di Stasiun Solo Balapan. Kunjungan kami ke kota Solo adalah yang kali kedua setelah delapan tahun yang lalu kami mengunjungi kota ini. Tidak lama kemudian teman kami datang menjemput dan mengantarkan kami kerumahnya di Kartosuro sebagai tempat kami menetap selama tiga hari .
Setelah ganti pakaian dan istirahat sejenak di rumah, acara kami pada hari pertama adalah mengunjungi obyek wisata Grojogan Sewu di Tawang Mangu dilanjutkan dengan ziarah ke makam mantan Presiden RI, Soeharto, di Giri Bangun. Hari kedua perjalanan wisata kami ditujukan ke Candi Prambanan, kemudian malamnya dilanjutkan dengan wisata kuliner di kawasan Beteng, diteruskan mengunjungi Restoran Bebek milik Bapak H. Slamet. Kota Solo juga terkenal dengan cita rasa masakannya yang lezat dan murah. Hari ketiga yang merupakan hari terakhir kami adalah jalan-jalan di sekitar kota Solo. Kami mulai dari Bengawan Solo yang terletak disebelah timur kota Solo, kemudian belanja di Pasar Klewer yang merupakan pasar tradisional, dan melihat-lihat salah pusat perbelanjaan modern, Beteng Trade Centre. Sebenarnya masih banyak lokasi yang ingin kami kunjungi, seperti Keraton Solo dan Masjid Agung yang lokasinya masih berdekatan dengan Pasar Klewer, akan tetapi karena keterbatasan waktu yang kami miliki, karena sore harinya kami harus kembali ke Jakarta.
Tidak terasa, tiga hari sudah kami lalui berada di kota Solo, sore ini kami harus bersiap-siap kembali ke Jakarta, rasa lelah seperti tidak terasa, seakan sirna dengan nikmatnya perjalanan kami di kota Solo, begitu banyak kenangan kami dapati di sana. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00, dengan diantar teman yang sangat setia, kami menuju ke Stasiun Solo Balapan. Rasa haru mengiringi perpisahan kami, ketika kereta mulai dipenuhi oleh penumpang. KA Senja Utama berangkat pukul 18.00 menuju Stasiun Senen, Jakarta.
Kami tiba di Jakarta agak terlambat, biasanya kereta tiba paling lambat pukul 06.00 WIB, tetapi kali ini perjalanan pulang kami agak tertatih-tatih. Situasi seperti ini sudah terlihat setelah melewati Stasiun Purwokerto hingga memasuki Jakarta. Seringkali kereta berhenti di beberapa stasiun kecil yang seharusnya tidak disinggahi, menurut informasi ada kereta yang anjlok. Gangguan seperti ini mamang acapkali terjadi karena lalu lintas kereta api yang cukup padat, mengingat banyaknya penumpang yang menggunakan transportasi ini pada saat libur panjang, sehingga manajemen PT Kereta Api kewalahan mengatur perjalanan kendaraan massal ini.
Memasuki kawasan Jakarta Timur, setelah melewati stasiun Buaran, perjalanan pulang kami kembali terganggu. Kereta yang kami tumpangi tidak dapat melintas karena ada kereta lain yang mogok. Terpaksa kami turun sebelum sampai di stasiun tujuan kami. Sungguh kami (dan penumpang lain) sangat kecewa terhadap kinerja PT Kereta Api. Meskipun begitu, rasa syukur kami kepada Allah Yang Maha Kuasa tidaklah terhingga, kami kembali ke rumah dengan selamat.
Solo atau Surakarta adalah kota terbesar kesepuluh di Indonesia meskipun bukan termasuk ibukota salah satu provinsi di Republik ini. Udara di kota Solo terasa cukup terik, tak ubahnya dengan Jakarta, maklum, secara geografis letaknya memang berada didataran rendah sekitar 100 m di atas permukaan laut. Akan tetapi ketika pagi hari, hawa udara pegunungan terkadang berhembus ke kota ini, karena kota Solo memang diapit oleh dua pegunungan, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Lawu. Kota ini juga dilalui oleh sungai yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, sungai yang begitu melegenda dan sangat fenomenal, serta salah satu tempat ditemukannya situs purbakala, yaitu Bengawan Solo.
Dilihat dari perkembangannya sejak dulu kala, keberadaan kota Solo memang menambah khazanah sejarah bangsa Indonesia. Kalau di Yogyakarta dipimpin oleh kesultanan (Hamengkubuwono), di Surakarta, pusat pemerintahannya dipimpin oleh kesunanan (Pakubuwono). Berdasarkan fakta sejarah, ketika mendengar pengumuman tentang kemerdekaan RI, pemimpin Mangkunegaran (Mangkunegara VIII dan Susuhunan Sala (Pakubuwana XII) mengirim kabar dukungan ke Presiden RI Soekarno dan menyatakan bahwa wilayah Surakarta (Mangkunegaran dan Kasunanan) adalah bagian dari RI. Sebagai reaksi atas pengakuan ini, Presiden RI Soekarno menetapkan pembentukan propinsi Daerah Istimewa Surakarta (DIS). Terbentuknya DIS menimbulkan gejolak politik di kota itu, adalah Tan Malaka, tokoh Partai Komunis Indonesia pada Oktober 1945 melakukan gerakan untuk membubarkan DIS dan berencana menghancurkan kekuasaan kedua monarki ini, yaitu mangkunegaran dan kesunanan. Gerakan ini juga dikenal dengan Pemberontakan Tan Malaka. Masih banyak lagi sejarah perjuangan bangsa Indonesia di kota ini, salah satunya adalah ketika Jenderal Sudirman memerintahkan untuk melancarkan serangan umum melawan Belanda untuk merebut kembali kota Yogyakarta dan Surakarta yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi pada 7 Agustus1949.
Wisata ke kota yang sudah sejak lama kami idam-idamkan akhirnya terlaksana juga. Kota yang sarat dengan sejarah bangsa Indonesia ini memang sangat menyenangkan, disamping masyarakatnya yang ramah, tertib, banyak terdapat daerah wisata yang dapat kita kunjungi disana, baik di kota, maupun daerah-daerah yang berdekatan dengan kota Solo. Kota Solo sendiri berbatasan dengan wilayah masing-masing disebelah utara: Kabupaten Karang Anyar dan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan: Kabupaten Sukoharjo, sebelah barat: Kabupaten Kabupaten Sukoharjo, sebelah timur: Kabupaten Karang Anyar.
Perjalanan menuju ke sana kami memilih menggunakan jasa transportasi kereta api, yaitu KA Senja Utama Solo (kelas bisnis), alternatif ini kami pilih karena kereta api merupakan alat transportasi yang murah dan lebih nyaman ketimbang bus. Dengan naik kereta api, kita dapat beristirahat dalam perjalanan lebih rileks, bisa jajan di beberapa stasiun tertentu yang disinggahi (kalau bosan dengan menu yang ditawarkan oleh resto KA), karena disaat kereta singgah para pedagang masuk dari gerbong ke gerbong menjajakan aneka macam barang jajanannya, dari air mineral sampai kopi hangat, mulai pop mie sampai nasi bungkus, bahkan ada yang menjual pisang rebus. Makanan untuk oleh-oleh juga ada, Pokoknye asyik dah. Kalau mau menikmati senandung pengamen ada di kereta kelas ekonomi, tetapi anda harus ekstra hati-hati karena di situ berbaur para pencopet dengan penumpang menjadi satu. Namun kesemua ini tidak berlaku untuk KA kelas eksekutif, ini jenis kereta bagi anda yang berkantong tebal. Pelayanan dan kenyamanannya lebih baik dibanding kelas bisnis dan ekonomi. Ya jelas dong, kalau mau enak harus bayar mahal, untuk keselamatan tetap saja engga ada jaminan.
Sebagai antisipasi agar tidak kehabisan karcis, dua minggu sebelum keberangkatan, kami sudah booking tiket KA Senja Utama Jakarta-Solo PP, karena kebetulan jadwal liburan kami berbarengan dengan hari libur nasional yang berdempetan dengan hari Sabtu dan Minggu. Biasanya liburan seperti itu akan dimanfaatkan oleh para pedatang yang tinggal di Jakarta untuk pulang kampung. Dari pada engga kebagian tiket mendingan pesan jauh-jauh hari sebelumnya. Kami pesan 4 tiket, masing-masing 2 untuk dewasa dan 2 untuk anak-anak, khusus untuk anak-anak diberikan diskon sebesar 20%. Kereta diberangkatkan dari Stasiun Senen (kalau di Stasiun Gambir hanya untuk kelas eksekutif). Berangkat pukul 20.15 WIB tiba di Stasiun Solo Balapan pukul 07.00 waktu setempat, dengan catatan: kalau kereta tidak terlambat.
Tepat pukul 07.00 waktu setempat kami tiba di Stasiun Solo Balapan, tanpa ada gangguan sedikitpun selama dalam perjalanan, kami pun sangat menikmati perjalanan dan dapat tidur dengan nyenyak. Kali ini PT Kereta Api (persero) benar-benar menepati janjinya, kereta berangkat sesuai jadwal dan singgah di stasiun sebagaimana mestinya. Stasiun yang disinggahi oleh KA Senja Utama Solo yaitu; Stasiun Manggarai, Jatinegara, Bekasi, Cirebon, Purwokerto, Jogjakarta, Klaten dan terakhir tiba di Stasiun Solo Balapan. Kunjungan kami ke kota Solo adalah yang kali kedua setelah delapan tahun yang lalu kami mengunjungi kota ini. Tidak lama kemudian teman kami datang menjemput dan mengantarkan kami kerumahnya di Kartosuro sebagai tempat kami menetap selama tiga hari .
Setelah ganti pakaian dan istirahat sejenak di rumah, acara kami pada hari pertama adalah mengunjungi obyek wisata Grojogan Sewu di Tawang Mangu dilanjutkan dengan ziarah ke makam mantan Presiden RI, Soeharto, di Giri Bangun. Hari kedua perjalanan wisata kami ditujukan ke Candi Prambanan, kemudian malamnya dilanjutkan dengan wisata kuliner di kawasan Beteng, diteruskan mengunjungi Restoran Bebek milik Bapak H. Slamet. Kota Solo juga terkenal dengan cita rasa masakannya yang lezat dan murah. Hari ketiga yang merupakan hari terakhir kami adalah jalan-jalan di sekitar kota Solo. Kami mulai dari Bengawan Solo yang terletak disebelah timur kota Solo, kemudian belanja di Pasar Klewer yang merupakan pasar tradisional, dan melihat-lihat salah pusat perbelanjaan modern, Beteng Trade Centre. Sebenarnya masih banyak lokasi yang ingin kami kunjungi, seperti Keraton Solo dan Masjid Agung yang lokasinya masih berdekatan dengan Pasar Klewer, akan tetapi karena keterbatasan waktu yang kami miliki, karena sore harinya kami harus kembali ke Jakarta.
Tidak terasa, tiga hari sudah kami lalui berada di kota Solo, sore ini kami harus bersiap-siap kembali ke Jakarta, rasa lelah seperti tidak terasa, seakan sirna dengan nikmatnya perjalanan kami di kota Solo, begitu banyak kenangan kami dapati di sana. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00, dengan diantar teman yang sangat setia, kami menuju ke Stasiun Solo Balapan. Rasa haru mengiringi perpisahan kami, ketika kereta mulai dipenuhi oleh penumpang. KA Senja Utama berangkat pukul 18.00 menuju Stasiun Senen, Jakarta.
Kami tiba di Jakarta agak terlambat, biasanya kereta tiba paling lambat pukul 06.00 WIB, tetapi kali ini perjalanan pulang kami agak tertatih-tatih. Situasi seperti ini sudah terlihat setelah melewati Stasiun Purwokerto hingga memasuki Jakarta. Seringkali kereta berhenti di beberapa stasiun kecil yang seharusnya tidak disinggahi, menurut informasi ada kereta yang anjlok. Gangguan seperti ini mamang acapkali terjadi karena lalu lintas kereta api yang cukup padat, mengingat banyaknya penumpang yang menggunakan transportasi ini pada saat libur panjang, sehingga manajemen PT Kereta Api kewalahan mengatur perjalanan kendaraan massal ini.
Memasuki kawasan Jakarta Timur, setelah melewati stasiun Buaran, perjalanan pulang kami kembali terganggu. Kereta yang kami tumpangi tidak dapat melintas karena ada kereta lain yang mogok. Terpaksa kami turun sebelum sampai di stasiun tujuan kami. Sungguh kami (dan penumpang lain) sangat kecewa terhadap kinerja PT Kereta Api. Meskipun begitu, rasa syukur kami kepada Allah Yang Maha Kuasa tidaklah terhingga, kami kembali ke rumah dengan selamat.
Kompleks Candi Prambanan
Lokasi Candi Prambanan
Candi Loro Jonggrang yang disebut Candi Prambanan terletak persis di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta atau 53 km sebelah barat Solo. Kompleks Candi Prambanan yang merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia ini, masuk ke dalam dua wilayah yakni kompleks bagian barat masuk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur masuk wilayah provinsi Jawa Tengah. Candi Prambanan berdiri di sebelah timur sunga Opak, kurang lebih 200 m sebeleh utara jalan raya Yogya – Solo.
Kompleks Candi Prambanan
Relief pada candi
Asal Usul Nama
Gugusan candi ini dinamakan “Prambanan” karena terletak di daerah Prambanan, nama “Loro Jonggrang” berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau jangkung yang merupakan puteri Prabu Boko.
Sejarah
Candi Prambanan adalah kompleks percandian Hindu yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX, sekitar abad 850 M . Ditemukan nama Pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasasarkan Prasasti Berangka tahun 856 M. Terjadinya perpindahan pusat Kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah ini ditambah lagi akibat terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya gunung Merapi menjadikan candi Prambanan runtuh tinggal puing-puing yang berserakan.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian IsaƤc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
(sumber : PT. Taman Wisata Candi dan Wikipedia)
Foto di depan Museum Prambanan
Arena bermain untuk anak juga ada
Tempat belanja oleh-oleh di pintu keluar
Candi Loro Jonggrang yang disebut Candi Prambanan terletak persis di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta atau 53 km sebelah barat Solo. Kompleks Candi Prambanan yang merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia ini, masuk ke dalam dua wilayah yakni kompleks bagian barat masuk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur masuk wilayah provinsi Jawa Tengah. Candi Prambanan berdiri di sebelah timur sunga Opak, kurang lebih 200 m sebeleh utara jalan raya Yogya – Solo.
Kompleks Candi Prambanan
Relief pada candi
Asal Usul Nama
Gugusan candi ini dinamakan “Prambanan” karena terletak di daerah Prambanan, nama “Loro Jonggrang” berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau jangkung yang merupakan puteri Prabu Boko.
Sejarah
Candi Prambanan adalah kompleks percandian Hindu yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX, sekitar abad 850 M . Ditemukan nama Pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasasarkan Prasasti Berangka tahun 856 M. Terjadinya perpindahan pusat Kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah ini ditambah lagi akibat terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya gunung Merapi menjadikan candi Prambanan runtuh tinggal puing-puing yang berserakan.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian IsaƤc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
(sumber : PT. Taman Wisata Candi dan Wikipedia)
Foto di depan Museum Prambanan
Arena bermain untuk anak juga ada
Tempat belanja oleh-oleh di pintu keluar
Minggu, 11 April 2010
Pusat Kuliner Beteng
Pusat Jajanan Kota Solo
Selain keaneka ragaman sejarah, seni dan budaya, kota Solo juga terkenal dengan berbagai macam masakan yang dapat mengundang selera. Bagi pecinta kuliner ketika anda mengunjungi kota Solo, jangan lupa untuk mengunjungi pusat jajanan terlengkap yang terletak di jalan raya kawasan Beteng Trade Centre (BTC). Kawasan yang pada siang hari penuh dengan keramaian orang-orang yang akan bertransaksi di pusat belanja grosiran ini, ketika malam hari berubah menjadi pusat jajanan seba ada.
Menunggu pesanan
Salah satu jajanan di Beteng Kuliner Centre
Selain keaneka ragaman sejarah, seni dan budaya, kota Solo juga terkenal dengan berbagai macam masakan yang dapat mengundang selera. Bagi pecinta kuliner ketika anda mengunjungi kota Solo, jangan lupa untuk mengunjungi pusat jajanan terlengkap yang terletak di jalan raya kawasan Beteng Trade Centre (BTC). Kawasan yang pada siang hari penuh dengan keramaian orang-orang yang akan bertransaksi di pusat belanja grosiran ini, ketika malam hari berubah menjadi pusat jajanan seba ada.
Menunggu pesanan
Salah satu jajanan di Beteng Kuliner Centre
Jumat, 09 April 2010
Bebek Goreng H. Slamet (asli)
Warung Bebek Goreng H. Slamet
Salah satu Warung Bebek milik H. Slamet di kota Solo
Jangan mengaku sebagai pecinta kuliner kalau belum mencicipi menu Bebek Goreng H. Slamet (asli) Kartosuro. Rasa bebek goreng racikan H. Slamet memang jauh berbeda dengan bebek goreng lainnya, apalagi cocolan sambel korek yang bikin lidah meliuk-liuk merasakan pedasnya ulekan cabai yang disiram minyak gorengan bebek tersebut. Warung bebek H. Slamet memang selalu terlihat ramai oleh pengunjung dari berbagai kalangan, bahkan sudah banyak kaum selebritis singgah di warung ini untuk mencicipi lezatnya bebek goreng, tak terkecuali si raja kuliner, Bondan Winarno.
Warung yang beralamat Jalan Bhayangkara 39, Solo
Warung yang kami kunjungi adalah yang beralamat di Jl. Bhayangkara No. 39, Solo. Sekilas terlihat cukup sederhana, bangunan asli warung makan ini adalah rumah tinggal yang disulap menjadi sebuah resto. Anda bisa memilih cara makan dengan lesehan atau di menyantap pesanan di meja, disediakan pula saung beratapkan ijuk di bagian depan warung ini. Sepintas, warung in tidak menunjukkan sajian lezat yang dihidangkan, akan tetapi kalau kita masuk ke dalam, terlihat antrean pembeli yang rela menunggu demi menikmati bebek goreng yang terasa empuk nan gurih ini. Harganya engga mahal, anda sudah bisa menyantap satu ekor bebek dengan hanya membayar seharga Rp55.000, untuk dada Rp12.000, paha Rp11.500, sedangkan lauk pelengkap lainnya seperti kepala, ati/rempela seharga Rp.5000. untuk minumannya, ada teh, air jeruk, beras kencur dll. Pokoknya dengan harga yang tidak mahal anda bisa memanjakan lidah anda dengan menyantap hidangan bebek goreng yang lezat sajian H. Slamet (asli) Kartosuro, soal kolesterol? Engga usah kuatir, Pak Haji sudah punya resep tersendiri sebagai penawarnya.
Menyempatkan diri foto bersama salah seorang keluarga Bp. H. Slamet
Kembali ke Jakarta, dibekali oleh-oleh
Cabang Bebek Goreng H. Slamet sudah banyak tersebar di Jabotabek dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa, bahkan rencananya akan dibuka pula cabang di salah satu kota di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Di Jakarta sendiri sudah lebih dari lima cabang tersebar di beberapa wilayah. Baru-baru telah dibuka cabang di wilayah Jakarta Barat, yaitu Jl. Arteri Kelapa Dua, Kebon Jeruk, dan Jl. Raya Joglo, Meruya. Di Jakarta Timur yaitu di Kelapa Gading. Ada juga cabang yang di daerah Bumi Serpong Damai (BSD). Salah satu Restoran Bebek H, Slamet yang telah kami kunjungi adalah di Jl. Lebak Bulus PDK No. 46, kearah Cirendeu, sekitar 200m dari Pasar Jumat, Jakarta Selatan. Arealnya cukup luas, bentuk bangunannya terdiri dari beberapa saung bambu, ada yang pakai meja ada juga yang lesehan.
Dari pada penasaran, coba deh rasakan lezatnya Bebek Goreng H. Slamet (Asli) Kartosuro.
Warung Bebek H. Slamet, Jl. Lebak Bulus PDK, Jakarta Selatan
Salah satu Warung Bebek milik H. Slamet di kota Solo
Jangan mengaku sebagai pecinta kuliner kalau belum mencicipi menu Bebek Goreng H. Slamet (asli) Kartosuro. Rasa bebek goreng racikan H. Slamet memang jauh berbeda dengan bebek goreng lainnya, apalagi cocolan sambel korek yang bikin lidah meliuk-liuk merasakan pedasnya ulekan cabai yang disiram minyak gorengan bebek tersebut. Warung bebek H. Slamet memang selalu terlihat ramai oleh pengunjung dari berbagai kalangan, bahkan sudah banyak kaum selebritis singgah di warung ini untuk mencicipi lezatnya bebek goreng, tak terkecuali si raja kuliner, Bondan Winarno.
Warung yang beralamat Jalan Bhayangkara 39, Solo
Warung yang kami kunjungi adalah yang beralamat di Jl. Bhayangkara No. 39, Solo. Sekilas terlihat cukup sederhana, bangunan asli warung makan ini adalah rumah tinggal yang disulap menjadi sebuah resto. Anda bisa memilih cara makan dengan lesehan atau di menyantap pesanan di meja, disediakan pula saung beratapkan ijuk di bagian depan warung ini. Sepintas, warung in tidak menunjukkan sajian lezat yang dihidangkan, akan tetapi kalau kita masuk ke dalam, terlihat antrean pembeli yang rela menunggu demi menikmati bebek goreng yang terasa empuk nan gurih ini. Harganya engga mahal, anda sudah bisa menyantap satu ekor bebek dengan hanya membayar seharga Rp55.000, untuk dada Rp12.000, paha Rp11.500, sedangkan lauk pelengkap lainnya seperti kepala, ati/rempela seharga Rp.5000. untuk minumannya, ada teh, air jeruk, beras kencur dll. Pokoknya dengan harga yang tidak mahal anda bisa memanjakan lidah anda dengan menyantap hidangan bebek goreng yang lezat sajian H. Slamet (asli) Kartosuro, soal kolesterol? Engga usah kuatir, Pak Haji sudah punya resep tersendiri sebagai penawarnya.
Menyempatkan diri foto bersama salah seorang keluarga Bp. H. Slamet
Kembali ke Jakarta, dibekali oleh-oleh
Cabang Bebek Goreng H. Slamet sudah banyak tersebar di Jabotabek dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa, bahkan rencananya akan dibuka pula cabang di salah satu kota di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Di Jakarta sendiri sudah lebih dari lima cabang tersebar di beberapa wilayah. Baru-baru telah dibuka cabang di wilayah Jakarta Barat, yaitu Jl. Arteri Kelapa Dua, Kebon Jeruk, dan Jl. Raya Joglo, Meruya. Di Jakarta Timur yaitu di Kelapa Gading. Ada juga cabang yang di daerah Bumi Serpong Damai (BSD). Salah satu Restoran Bebek H, Slamet yang telah kami kunjungi adalah di Jl. Lebak Bulus PDK No. 46, kearah Cirendeu, sekitar 200m dari Pasar Jumat, Jakarta Selatan. Arealnya cukup luas, bentuk bangunannya terdiri dari beberapa saung bambu, ada yang pakai meja ada juga yang lesehan.
Dari pada penasaran, coba deh rasakan lezatnya Bebek Goreng H. Slamet (Asli) Kartosuro.
Warung Bebek H. Slamet, Jl. Lebak Bulus PDK, Jakarta Selatan
Soto Solo
Soto Solo
Kota Solo, selain dikenal karena masyarakatnya yang lemah lembut, lalu lintas di kotanya yang tertib, juga masakannya yang enak dan murah. Ketika masuk ke salah satu resto di kota Solo, anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati masakan yang enak dan lezat, tentunya masakan tradisional, bukan masakan branded. Apalagi kalau anda makan di warung yang berjualan di pinggir jalan harganya akan lebih murah lagi, citarasanya pun tetap enak. Salah satu masakan khas kota Solo adalah Soto Solo.
Soto Gobyos di daerah Karang Anyar, warung lesehan.
Jenis masakan ini banyak dijual di kota Solo dan daerah sekitarnya. Kebetulan kami telah mencicipi dari beberapa rumah makan yang menyajikan soto tersebut. Rasanya memang tidak jauh berbeda, mungkin boleh dikatakan sama lezatnya. Harganya murah banget untuk porsi mangkuk kecil cuma Rp2.500, plus nasi yang memang sudah dicampur menjadi satu yang merupakan ciri khas soto solo. Kalau di Resto Soto Pak Min, Kartosuro, penyajiannya dalam porsi mangkuk besar harganya cuma empat ribu perak. Biasanya penjual soto solo menyajikan pula gorengan ati-rempela, tahu-tempe, serta risol, juga kerupuk.
Masakan berkuah yang bahan bakunya terdiri dari daging ayam/sapi, soun, dan taoge, serta aneka bumbu dan rempah-rempah, ditambah irisan daun seledri yang dipotong agak kasar, aroma perasan jeruk nipis pada kuahnya memang menjadikan citarasa soto solo menjadi lebih nikmat dan mengundang selera. Apalagi kalau dipadukan dengan tahu goreng yang legit dan renyahnya keripik tempe. Mak nyooos….
Kota Solo, selain dikenal karena masyarakatnya yang lemah lembut, lalu lintas di kotanya yang tertib, juga masakannya yang enak dan murah. Ketika masuk ke salah satu resto di kota Solo, anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati masakan yang enak dan lezat, tentunya masakan tradisional, bukan masakan branded. Apalagi kalau anda makan di warung yang berjualan di pinggir jalan harganya akan lebih murah lagi, citarasanya pun tetap enak. Salah satu masakan khas kota Solo adalah Soto Solo.
Soto Gobyos di daerah Karang Anyar, warung lesehan.
Jenis masakan ini banyak dijual di kota Solo dan daerah sekitarnya. Kebetulan kami telah mencicipi dari beberapa rumah makan yang menyajikan soto tersebut. Rasanya memang tidak jauh berbeda, mungkin boleh dikatakan sama lezatnya. Harganya murah banget untuk porsi mangkuk kecil cuma Rp2.500, plus nasi yang memang sudah dicampur menjadi satu yang merupakan ciri khas soto solo. Kalau di Resto Soto Pak Min, Kartosuro, penyajiannya dalam porsi mangkuk besar harganya cuma empat ribu perak. Biasanya penjual soto solo menyajikan pula gorengan ati-rempela, tahu-tempe, serta risol, juga kerupuk.
Masakan berkuah yang bahan bakunya terdiri dari daging ayam/sapi, soun, dan taoge, serta aneka bumbu dan rempah-rempah, ditambah irisan daun seledri yang dipotong agak kasar, aroma perasan jeruk nipis pada kuahnya memang menjadikan citarasa soto solo menjadi lebih nikmat dan mengundang selera. Apalagi kalau dipadukan dengan tahu goreng yang legit dan renyahnya keripik tempe. Mak nyooos….
Kamis, 08 April 2010
Wisata Belanja di Solo
Pasar Klewer
Menurut Wikipedia Pasar Klewer merupakan pasar batik terbesar di Indonesia, letaknya di dekat Keraton Kasunanan dan di seberang Masjid Agung Surakarta. Di pasar klewer bisa kita dapatkan berbagai macam model batik dan produk tekstil lainnya, dari harga yang paling murah sampai harga yang mahal.
Belanja di Pasar Klewer
Setiap harinya pasar Klewer tidak pernah sepi dari pembeli, baik dari kota Solo sendiri ataupun pembeli dari luar kota Solo, terutama pembeli yang belanja untuk oleh-oleh. Biasanya jenis dan motif pakaian yang dibeli untuk oleh-oleh adalah jenis bahan batik, dari pakaian pria, wanita dan anak-anak, bahkan kaos oblong pun ada yang bermotif kain batik, bordir dan sablon batik. Harganya relatif murah dan anda harus pintar-pintar menawar. Selain pakaian, makanan dan minuman pun banyak yang jual, bahkan makanan khas untuk oleh-oleh bisa dibeli di sini, letaknya di sisi luar Pasar Klewer
Pusat Grosir Solo (PGS) dan Beteng Trade Center (BTC)
Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center mulai dikembangkan tahun 2005, Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center tak jauh beda dengan Pasar Klewer, hanya di Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center dikemas lebih modern, dilengkapi dengan air conditioner, dan letaknya pun tak jauh dari Pasar Klewer. Area parkir yang cukup luas dan juga terdapat pujasera yang menjual aneka makanan dan minuman, serta sejumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan fasilitas yang tersedia di pusat perbelanjaan Beteng Trade Centre (BTC). Anda bisa memilih, mau belanja di pasar tradisional Klewer atau merasakan kenyamanan belanja grosiran di BTC.
Kawasan pusat perbelanjaan Beteng Trade Centre (BTC)
Menurut Wikipedia Pasar Klewer merupakan pasar batik terbesar di Indonesia, letaknya di dekat Keraton Kasunanan dan di seberang Masjid Agung Surakarta. Di pasar klewer bisa kita dapatkan berbagai macam model batik dan produk tekstil lainnya, dari harga yang paling murah sampai harga yang mahal.
Belanja di Pasar Klewer
Setiap harinya pasar Klewer tidak pernah sepi dari pembeli, baik dari kota Solo sendiri ataupun pembeli dari luar kota Solo, terutama pembeli yang belanja untuk oleh-oleh. Biasanya jenis dan motif pakaian yang dibeli untuk oleh-oleh adalah jenis bahan batik, dari pakaian pria, wanita dan anak-anak, bahkan kaos oblong pun ada yang bermotif kain batik, bordir dan sablon batik. Harganya relatif murah dan anda harus pintar-pintar menawar. Selain pakaian, makanan dan minuman pun banyak yang jual, bahkan makanan khas untuk oleh-oleh bisa dibeli di sini, letaknya di sisi luar Pasar Klewer
Pusat Grosir Solo (PGS) dan Beteng Trade Center (BTC)
Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center mulai dikembangkan tahun 2005, Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center tak jauh beda dengan Pasar Klewer, hanya di Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center dikemas lebih modern, dilengkapi dengan air conditioner, dan letaknya pun tak jauh dari Pasar Klewer. Area parkir yang cukup luas dan juga terdapat pujasera yang menjual aneka makanan dan minuman, serta sejumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan fasilitas yang tersedia di pusat perbelanjaan Beteng Trade Centre (BTC). Anda bisa memilih, mau belanja di pasar tradisional Klewer atau merasakan kenyamanan belanja grosiran di BTC.
Kawasan pusat perbelanjaan Beteng Trade Centre (BTC)
Bengawan Solo
Sungai Terpanjang
Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, dengan dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Kidul, Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di daerah Gresik. "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar". Di masa lalu, sungai ini pernah dinamakan Wuluyu, Wulayu, dan Semanggi (dieja Semangy dalam naskah bahasa Belanda abad ke-17)
Wilayah Administratif
Sungai ini panjangnya sekitar 548,53 km dan mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kabupaten yang dilalui meliputi tiga bagian yaitu:
Wilayah Administratif Hulu
1. Wonogiri, Hulu utama pertama (Daerah Tangkapan Air Gajah Mungkur)
2. Karanganyar
3. Ponorogo, Hulu utama kedua (Daerah Tangkapan Air Kali Madiun)
4. Boyolali,
5. Sragen,
6. Klaten
Wilayah Administratif Tengah
1. Sukoharjo,
2. Solo,
3. Ngawi,
4. Magetan,
5. Blora,
6. Cepu
Wilayah Administratif Hilir
1. Bojonegoro,
2. Tuban,
3. Lamongan, dan
4. Gresik
Bengawan Solo ketika meluap (detik)
Bengawan Solo ketika surut (zonahijau.blogspot)
Bengawan Solo Purba
Aliran Bengawan Solo masa kini terbentuk kira-kira empat juta tahun yang lalu. Sebelumnya terdapat aliran sungai yang mengalir ke selatan, diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang. Karena proses pengangkatan geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara. Pantai Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai "muara" Bengawan Solo Purba.
Daerah Hulu
Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hulu Kali Tenggar, Hulu Kali Muning, Hulu Waduk Gajah Mungkur serta sebagian Kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai yang berbentuk V. Vegetasi pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan akasia. Aktivitas yang banyak dilakukan di dareah ini adalah pertanian, seperti padi dan kacang tanah. Dinding sungai pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan tinggi. Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah sekitar sungai pada bagian ini banyak mengalami erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi.
Daerah Tengah
Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hilir Waduk Gajah Mungkur, sebagian Kabupaten Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo, Klaten, Solo, Sragen, sebagian Kabupaten Ngawi dan sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun. Selain itu daerah ini merupakan daerah yang padat penduduk. Pada umumnya kegiatan ekonomi di daerah bagian sungai ini lebih tinggi daripada bagian hulu dan hilir, dan didominasi oleh kegiatan industri. Akibatnya, banyak limbah yang masuk ke sungai dan mencemari vegetasi di daerah ini. Aktivitas masyarakat yang paling menonjol di daerah ini adalah pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan sehari-hari, peternakan dan industri.
Daerah Hilir
Daerah ini mayoritas meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun, sebagian kabupaten Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di Desa Ujungpangkah, Gresik
Lain-lain
Sungai ini dikagumi masyarakat di seluruh dunia khususnya Jepang karena terinspirasi dari lagu keroncong karangan Gesang berjudul sama, Bengawan Solo.
(sumber: Wikipedia)
Jalan Raya yang melintas di atas Bengawan Solo, tampak arus sungai yang masih dalam batas normal
Tepian Bengawan Solo
Di tepian Bengawan Solo, sebagian masyarakat kota Solo menjadikannya tempat untuk bersantai terutama di siang hari, sambil menikmati teduhnya pepohonan yang tumbuh dipinggiran Bengawan, kita dapat menikmati segarnya es kelapa muda yang banyak dijual di sana.
Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, dengan dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Kidul, Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di daerah Gresik. "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar". Di masa lalu, sungai ini pernah dinamakan Wuluyu, Wulayu, dan Semanggi (dieja Semangy dalam naskah bahasa Belanda abad ke-17)
Wilayah Administratif
Sungai ini panjangnya sekitar 548,53 km dan mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kabupaten yang dilalui meliputi tiga bagian yaitu:
Wilayah Administratif Hulu
1. Wonogiri, Hulu utama pertama (Daerah Tangkapan Air Gajah Mungkur)
2. Karanganyar
3. Ponorogo, Hulu utama kedua (Daerah Tangkapan Air Kali Madiun)
4. Boyolali,
5. Sragen,
6. Klaten
Wilayah Administratif Tengah
1. Sukoharjo,
2. Solo,
3. Ngawi,
4. Magetan,
5. Blora,
6. Cepu
Wilayah Administratif Hilir
1. Bojonegoro,
2. Tuban,
3. Lamongan, dan
4. Gresik
Bengawan Solo ketika meluap (detik)
Bengawan Solo ketika surut (zonahijau.blogspot)
Bengawan Solo Purba
Aliran Bengawan Solo masa kini terbentuk kira-kira empat juta tahun yang lalu. Sebelumnya terdapat aliran sungai yang mengalir ke selatan, diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang. Karena proses pengangkatan geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara. Pantai Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai "muara" Bengawan Solo Purba.
Daerah Hulu
Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hulu Kali Tenggar, Hulu Kali Muning, Hulu Waduk Gajah Mungkur serta sebagian Kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai yang berbentuk V. Vegetasi pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan akasia. Aktivitas yang banyak dilakukan di dareah ini adalah pertanian, seperti padi dan kacang tanah. Dinding sungai pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan tinggi. Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah sekitar sungai pada bagian ini banyak mengalami erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi.
Daerah Tengah
Daerah ini mayoritas meliputi daerah Hilir Waduk Gajah Mungkur, sebagian Kabupaten Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo, Klaten, Solo, Sragen, sebagian Kabupaten Ngawi dan sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun. Selain itu daerah ini merupakan daerah yang padat penduduk. Pada umumnya kegiatan ekonomi di daerah bagian sungai ini lebih tinggi daripada bagian hulu dan hilir, dan didominasi oleh kegiatan industri. Akibatnya, banyak limbah yang masuk ke sungai dan mencemari vegetasi di daerah ini. Aktivitas masyarakat yang paling menonjol di daerah ini adalah pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan sehari-hari, peternakan dan industri.
Daerah Hilir
Daerah ini mayoritas meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun, sebagian kabupaten Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di Desa Ujungpangkah, Gresik
Lain-lain
Sungai ini dikagumi masyarakat di seluruh dunia khususnya Jepang karena terinspirasi dari lagu keroncong karangan Gesang berjudul sama, Bengawan Solo.
(sumber: Wikipedia)
Jalan Raya yang melintas di atas Bengawan Solo, tampak arus sungai yang masih dalam batas normal
Tepian Bengawan Solo
Di tepian Bengawan Solo, sebagian masyarakat kota Solo menjadikannya tempat untuk bersantai terutama di siang hari, sambil menikmati teduhnya pepohonan yang tumbuh dipinggiran Bengawan, kita dapat menikmati segarnya es kelapa muda yang banyak dijual di sana.
Rabu, 07 April 2010
Ziarah ke Giribangun
Makam mantan Presiden RI, Soeharto
Astana Giribangun adalah sebuah mausoleum bagi keluarga mantan presiden Indonesia ke-2, Suharto. Lokasinya berada di sebelah timur kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, sekitar 35 km dari Surakarta.
pintu masuk ke kompleks pemakaman keluarga Pak Harto
Makam ini dibangun di atas sebuah bukit, tepat di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram. Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sedangkan Giribangun pada 666 meter dpl. Di Astana Mangadeg dimakamkan Mangkunegara (MN) I alias Pangeran Sambernyawa, MN II, dan MN III.
Bangunan makam keluarga Pak Harto
Tampak interior bangunan yang sangat megah dengan lantai dari batu marmer dan penopang dari kayu yang berkualitas tinggi, selain tiu juga dilengkapi dengan kamera CCTV.
Astana Giribangun dibangun sejak 27 November 1974, atau 22 tahun sebelum Ibu Tien meninggal dunia April 1996, serta 34 tahun sebelum Pak Harto mangkat 27 Januari 2008. Diresmikan pada 23 Juli 1976 oleh KR Ay. Hatmanti, Ibunda Hj. Tien Soeharto, ditandai dengan pemindahan jenazah Ayahanda dan kakak kandung Ibu Tien yakni KPH Soemohardjo dan Siti Hartini. Keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam Utoroloyo.
Papan tulisan tentang aturan bagi peziarah
Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan; untuk tetap menghormat para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegoro III. Komplek makam ini memiliki tiga tingkatan cungkup (bangunan makam): cungkup Argo Sari teletak di tengah-tengah dan paling tinggi, di bawahnya, terdapat cungkup Argo Kembang, dan paling bawah adalah cungkup Argo Tuwuh.
Sebuah tulisan yang menerangkan awal dibangunnya kompleks pemakaman, semacam prasasti?
Pintu utama Astana Giribangun terletak di sisi utara. Sisi selatan berbatasan langsung di jurang yang di bawahnya mengalir Kali Samin yang berkelok-kelok indah dipandang dari areal makam. Terdapat pula pintu di bagian timur kompleks makam yang langsung mengakses ke Astana Mangadeg.
Foto disamping makam Pak Harto (Cungkup Argosari, di sisi paling barat terdapat makam kakak kandung Ibu Tien, Siti Hartini. Kemudian disusul dua makam pasangan Ayahanda dan Ibunda Ny. Tien Soeharto, yaitu KPH Soemarharjomo dan Raden Ayu Hatmanti. Kemudian makam Pak Harto, dan terakhir di sisi paling timur makam Ny. Tien Suharto). Gambar sebelahnya adalah makam yang disediakan untuk anak dan menantu Pak Harto.
Selain bangunan untuk pemakaman, terdapat sembilan bangunan pendukung lainnya. Di antaranya adalah masjid, rumah tempat peristirahatan bagi keluarga Soeharto jika berziarah, kamar mandi bagi peziarah utama, tandon air, gapura utama, dua tempat tunggu atau tempat istirahat bagi para wisatawan, rumah jaga dan tempat parkir khusus bagi mobil keluarga.
Di bagian bawah, terdapat ruang parkir yang sangat luas. Di masa Soeharto berkuasa, di areal ini terdapat puluhan kios pedagang yang berjualan suvenir maupun makanan untuk melayani peziarah dan wisatawan. Namun kini di tempat itu tidak diizinkan lagi menjadi tempat berjualan dengan alasan keamanan dan ketenangan. (sumber: wikipedia & beritaindonesia)
Tempat pendaftaran pengunjung, toko suvenir, dan halaman parkir.
Sebelum memasuki kompleks Astana Giribangun, pengunjung terlebih dahulu harus mengisi daftar tamu di tempat pendaftaran dan menyerahkan identitas diri, bagi rombongan cukup diwakili oleh satu orang. Pengunjung juga harus mentaati peraturan selama berada di kompleks pemakaman, antara lain memakai pakaian yang rapi dan sopan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Akan tetapi bagi peziarah yang memakai celana pendek (biasanya turis asing), disediakan kain sarung.
Tampak turis mancanegara
Peraturan selama mengunjungi makam terpampang jelas ketika akan memasuki gerbang pemakaman. Ada juga larangan foto di areal makam (di dalam Cungkup Argosari), bahkan secara lisan pun disampaikan oleh seorang petugas makam kepada kami mengenai larangan tersebut, kecuali di luar Cungkup Argosari. Kami berpikir, begitu sakralnya makam Pak Harto sekeluarga, sehingga peringatan larangan berfoto dibuat dalam bentuk tulisan dan disampaikan pula secara lisan. Ternyata tidak! Ketika selesai berziarah, masih di dalam Cungkup Argosari, kami ditawarkan foto oleh beberapa tukang foto bayaran yang sudah stand by di sekitar makam. Dengan membayar sebesar Rp20.000 kita akan mendapatkan sebuah foto ukuran 5R dicetak dengan printer digital portable, hasilnya? Cukup kurang memuaskan. Karena menggunakan perangkat apa adanya, hasilnya pun ya apa adanya. Setelah itu pengunjung boleh memotret sesukanya denga kamera pribadi. Rupanya potret-memotret sudah dikomersilkan oleh pihak-pihak tertentu di dalam kompleks Astana Giribangun.
Setelah selesai ziarah dan foto bersama, kami kembali ke kendaraan yang diparkir dekat dengan area pemakaman yang telah disediakan yaitu samping pintu masuk, khusus untuk kendaraan kecil. Akan tetapi bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan bus dapat parkir di bawah area pemakaman yang jaraknya cukup jauh dan pengunjung harus berjalan mendaki untuk sampai ke kompleks Astana Giribangun.
Jalan menuju Astana Giribangun dan tempat parkir bus
Bagi anda yang ingin membawa oleh-oleh, anda dapat membeli cendera mata di toko suvenir yang lokasinya berdekatan dengan area parkir dan berdampingan dengan kantor pendaftaran pengunjung.
Aneka macam cendera mata yang dapat dibeli di toko suvenir
Astana Giribangun adalah sebuah mausoleum bagi keluarga mantan presiden Indonesia ke-2, Suharto. Lokasinya berada di sebelah timur kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, sekitar 35 km dari Surakarta.
pintu masuk ke kompleks pemakaman keluarga Pak Harto
Makam ini dibangun di atas sebuah bukit, tepat di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram. Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sedangkan Giribangun pada 666 meter dpl. Di Astana Mangadeg dimakamkan Mangkunegara (MN) I alias Pangeran Sambernyawa, MN II, dan MN III.
Bangunan makam keluarga Pak Harto
Tampak interior bangunan yang sangat megah dengan lantai dari batu marmer dan penopang dari kayu yang berkualitas tinggi, selain tiu juga dilengkapi dengan kamera CCTV.
Astana Giribangun dibangun sejak 27 November 1974, atau 22 tahun sebelum Ibu Tien meninggal dunia April 1996, serta 34 tahun sebelum Pak Harto mangkat 27 Januari 2008. Diresmikan pada 23 Juli 1976 oleh KR Ay. Hatmanti, Ibunda Hj. Tien Soeharto, ditandai dengan pemindahan jenazah Ayahanda dan kakak kandung Ibu Tien yakni KPH Soemohardjo dan Siti Hartini. Keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam Utoroloyo.
Papan tulisan tentang aturan bagi peziarah
Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan; untuk tetap menghormat para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegoro III. Komplek makam ini memiliki tiga tingkatan cungkup (bangunan makam): cungkup Argo Sari teletak di tengah-tengah dan paling tinggi, di bawahnya, terdapat cungkup Argo Kembang, dan paling bawah adalah cungkup Argo Tuwuh.
Sebuah tulisan yang menerangkan awal dibangunnya kompleks pemakaman, semacam prasasti?
Pintu utama Astana Giribangun terletak di sisi utara. Sisi selatan berbatasan langsung di jurang yang di bawahnya mengalir Kali Samin yang berkelok-kelok indah dipandang dari areal makam. Terdapat pula pintu di bagian timur kompleks makam yang langsung mengakses ke Astana Mangadeg.
Foto disamping makam Pak Harto (Cungkup Argosari, di sisi paling barat terdapat makam kakak kandung Ibu Tien, Siti Hartini. Kemudian disusul dua makam pasangan Ayahanda dan Ibunda Ny. Tien Soeharto, yaitu KPH Soemarharjomo dan Raden Ayu Hatmanti. Kemudian makam Pak Harto, dan terakhir di sisi paling timur makam Ny. Tien Suharto). Gambar sebelahnya adalah makam yang disediakan untuk anak dan menantu Pak Harto.
Selain bangunan untuk pemakaman, terdapat sembilan bangunan pendukung lainnya. Di antaranya adalah masjid, rumah tempat peristirahatan bagi keluarga Soeharto jika berziarah, kamar mandi bagi peziarah utama, tandon air, gapura utama, dua tempat tunggu atau tempat istirahat bagi para wisatawan, rumah jaga dan tempat parkir khusus bagi mobil keluarga.
Di bagian bawah, terdapat ruang parkir yang sangat luas. Di masa Soeharto berkuasa, di areal ini terdapat puluhan kios pedagang yang berjualan suvenir maupun makanan untuk melayani peziarah dan wisatawan. Namun kini di tempat itu tidak diizinkan lagi menjadi tempat berjualan dengan alasan keamanan dan ketenangan. (sumber: wikipedia & beritaindonesia)
Tempat pendaftaran pengunjung, toko suvenir, dan halaman parkir.
Sebelum memasuki kompleks Astana Giribangun, pengunjung terlebih dahulu harus mengisi daftar tamu di tempat pendaftaran dan menyerahkan identitas diri, bagi rombongan cukup diwakili oleh satu orang. Pengunjung juga harus mentaati peraturan selama berada di kompleks pemakaman, antara lain memakai pakaian yang rapi dan sopan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Akan tetapi bagi peziarah yang memakai celana pendek (biasanya turis asing), disediakan kain sarung.
Tampak turis mancanegara
Peraturan selama mengunjungi makam terpampang jelas ketika akan memasuki gerbang pemakaman. Ada juga larangan foto di areal makam (di dalam Cungkup Argosari), bahkan secara lisan pun disampaikan oleh seorang petugas makam kepada kami mengenai larangan tersebut, kecuali di luar Cungkup Argosari. Kami berpikir, begitu sakralnya makam Pak Harto sekeluarga, sehingga peringatan larangan berfoto dibuat dalam bentuk tulisan dan disampaikan pula secara lisan. Ternyata tidak! Ketika selesai berziarah, masih di dalam Cungkup Argosari, kami ditawarkan foto oleh beberapa tukang foto bayaran yang sudah stand by di sekitar makam. Dengan membayar sebesar Rp20.000 kita akan mendapatkan sebuah foto ukuran 5R dicetak dengan printer digital portable, hasilnya? Cukup kurang memuaskan. Karena menggunakan perangkat apa adanya, hasilnya pun ya apa adanya. Setelah itu pengunjung boleh memotret sesukanya denga kamera pribadi. Rupanya potret-memotret sudah dikomersilkan oleh pihak-pihak tertentu di dalam kompleks Astana Giribangun.
Setelah selesai ziarah dan foto bersama, kami kembali ke kendaraan yang diparkir dekat dengan area pemakaman yang telah disediakan yaitu samping pintu masuk, khusus untuk kendaraan kecil. Akan tetapi bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan bus dapat parkir di bawah area pemakaman yang jaraknya cukup jauh dan pengunjung harus berjalan mendaki untuk sampai ke kompleks Astana Giribangun.
Jalan menuju Astana Giribangun dan tempat parkir bus
Bagi anda yang ingin membawa oleh-oleh, anda dapat membeli cendera mata di toko suvenir yang lokasinya berdekatan dengan area parkir dan berdampingan dengan kantor pendaftaran pengunjung.
Aneka macam cendera mata yang dapat dibeli di toko suvenir
Langganan:
Postingan (Atom)