Senin, 12 April 2010

Jalan-jalan ke Kota Solo

Solo, Spirit of Java
Image and video hosting by TinyPic
Solo atau Surakarta adalah kota terbesar kesepuluh di Indonesia meskipun bukan termasuk ibukota salah satu provinsi di Republik ini. Udara di kota Solo terasa cukup terik, tak ubahnya dengan Jakarta, maklum, secara geografis letaknya memang berada didataran rendah sekitar 100 m di atas permukaan laut. Akan tetapi ketika pagi hari, hawa udara pegunungan terkadang berhembus ke kota ini, karena kota Solo memang diapit oleh dua pegunungan, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Lawu. Kota ini juga dilalui oleh sungai yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, sungai yang begitu melegenda dan sangat fenomenal, serta salah satu tempat ditemukannya situs purbakala, yaitu Bengawan Solo.
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Dilihat dari perkembangannya sejak dulu kala, keberadaan kota Solo memang menambah khazanah sejarah bangsa Indonesia. Kalau di Yogyakarta dipimpin oleh kesultanan (Hamengkubuwono), di Surakarta, pusat pemerintahannya dipimpin oleh kesunanan (Pakubuwono). Berdasarkan fakta sejarah, ketika mendengar pengumuman tentang kemerdekaan RI, pemimpin Mangkunegaran (Mangkunegara VIII dan Susuhunan Sala (Pakubuwana XII) mengirim kabar dukungan ke Presiden RI Soekarno dan menyatakan bahwa wilayah Surakarta (Mangkunegaran dan Kasunanan) adalah bagian dari RI. Sebagai reaksi atas pengakuan ini, Presiden RI Soekarno menetapkan pembentukan propinsi Daerah Istimewa Surakarta (DIS). Terbentuknya DIS menimbulkan gejolak politik di kota itu, adalah Tan Malaka, tokoh Partai Komunis Indonesia pada Oktober 1945 melakukan gerakan untuk membubarkan DIS dan berencana menghancurkan kekuasaan kedua monarki ini, yaitu mangkunegaran dan kesunanan. Gerakan ini juga dikenal dengan Pemberontakan Tan Malaka. Masih banyak lagi sejarah perjuangan bangsa Indonesia di kota ini, salah satunya adalah ketika Jenderal Sudirman memerintahkan untuk melancarkan serangan umum melawan Belanda untuk merebut kembali kota Yogyakarta dan Surakarta yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi pada 7 Agustus1949.

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Wisata ke kota yang sudah sejak lama kami idam-idamkan akhirnya terlaksana juga. Kota yang sarat dengan sejarah bangsa Indonesia ini memang sangat menyenangkan, disamping masyarakatnya yang ramah, tertib, banyak terdapat daerah wisata yang dapat kita kunjungi disana, baik di kota, maupun daerah-daerah yang berdekatan dengan kota Solo. Kota Solo sendiri berbatasan dengan wilayah masing-masing disebelah utara: Kabupaten Karang Anyar dan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan: Kabupaten Sukoharjo, sebelah barat: Kabupaten Kabupaten Sukoharjo, sebelah timur: Kabupaten Karang Anyar.

Perjalanan menuju ke sana kami memilih menggunakan jasa transportasi kereta api, yaitu KA Senja Utama Solo (kelas bisnis), alternatif ini kami pilih karena kereta api merupakan alat transportasi yang murah dan lebih nyaman ketimbang bus. Dengan naik kereta api, kita dapat beristirahat dalam perjalanan lebih rileks, bisa jajan di beberapa stasiun tertentu yang disinggahi (kalau bosan dengan menu yang ditawarkan oleh resto KA), karena disaat kereta singgah para pedagang masuk dari gerbong ke gerbong menjajakan aneka macam barang jajanannya, dari air mineral sampai kopi hangat, mulai pop mie sampai nasi bungkus, bahkan ada yang menjual pisang rebus. Makanan untuk oleh-oleh juga ada, Pokoknye asyik dah. Kalau mau menikmati senandung pengamen ada di kereta kelas ekonomi, tetapi anda harus ekstra hati-hati karena di situ berbaur para pencopet dengan penumpang menjadi satu. Namun kesemua ini tidak berlaku untuk KA kelas eksekutif, ini jenis kereta bagi anda yang berkantong tebal. Pelayanan dan kenyamanannya lebih baik dibanding kelas bisnis dan ekonomi. Ya jelas dong, kalau mau enak harus bayar mahal, untuk keselamatan tetap saja engga ada jaminan.

Sebagai antisipasi agar tidak kehabisan karcis, dua minggu sebelum keberangkatan, kami sudah booking tiket KA Senja Utama Jakarta-Solo PP, karena kebetulan jadwal liburan kami berbarengan dengan hari libur nasional yang berdempetan dengan hari Sabtu dan Minggu. Biasanya liburan seperti itu akan dimanfaatkan oleh para pedatang yang tinggal di Jakarta untuk pulang kampung. Dari pada engga kebagian tiket mendingan pesan jauh-jauh hari sebelumnya. Kami pesan 4 tiket, masing-masing 2 untuk dewasa dan 2 untuk anak-anak, khusus untuk anak-anak diberikan diskon sebesar 20%. Kereta diberangkatkan dari Stasiun Senen (kalau di Stasiun Gambir hanya untuk kelas eksekutif). Berangkat pukul 20.15 WIB tiba di Stasiun Solo Balapan pukul 07.00 waktu setempat, dengan catatan: kalau kereta tidak terlambat.

Tepat pukul 07.00 waktu setempat kami tiba di Stasiun Solo Balapan, tanpa ada gangguan sedikitpun selama dalam perjalanan, kami pun sangat menikmati perjalanan dan dapat tidur dengan nyenyak. Kali ini PT Kereta Api (persero) benar-benar menepati janjinya, kereta berangkat sesuai jadwal dan singgah di stasiun sebagaimana mestinya. Stasiun yang disinggahi oleh KA Senja Utama Solo yaitu; Stasiun Manggarai, Jatinegara, Bekasi, Cirebon, Purwokerto, Jogjakarta, Klaten dan terakhir tiba di Stasiun Solo Balapan. Kunjungan kami ke kota Solo adalah yang kali kedua setelah delapan tahun yang lalu kami mengunjungi kota ini. Tidak lama kemudian teman kami datang menjemput dan mengantarkan kami kerumahnya di Kartosuro sebagai tempat kami menetap selama tiga hari .

Setelah ganti pakaian dan istirahat sejenak di rumah, acara kami pada hari pertama adalah mengunjungi obyek wisata Grojogan Sewu di Tawang Mangu dilanjutkan dengan ziarah ke makam mantan Presiden RI, Soeharto, di Giri Bangun. Hari kedua perjalanan wisata kami ditujukan ke Candi Prambanan, kemudian malamnya dilanjutkan dengan wisata kuliner di kawasan Beteng, diteruskan mengunjungi Restoran Bebek milik Bapak H. Slamet. Kota Solo juga terkenal dengan cita rasa masakannya yang lezat dan murah. Hari ketiga yang merupakan hari terakhir kami adalah jalan-jalan di sekitar kota Solo. Kami mulai dari Bengawan Solo yang terletak disebelah timur kota Solo, kemudian belanja di Pasar Klewer yang merupakan pasar tradisional, dan melihat-lihat salah pusat perbelanjaan modern, Beteng Trade Centre. Sebenarnya masih banyak lokasi yang ingin kami kunjungi, seperti Keraton Solo dan Masjid Agung yang lokasinya masih berdekatan dengan Pasar Klewer, akan tetapi karena keterbatasan waktu yang kami miliki, karena sore harinya kami harus kembali ke Jakarta.

Tidak terasa, tiga hari sudah kami lalui berada di kota Solo, sore ini kami harus bersiap-siap kembali ke Jakarta, rasa lelah seperti tidak terasa, seakan sirna dengan nikmatnya perjalanan kami di kota Solo, begitu banyak kenangan kami dapati di sana. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00, dengan diantar teman yang sangat setia, kami menuju ke Stasiun Solo Balapan. Rasa haru mengiringi perpisahan kami, ketika kereta mulai dipenuhi oleh penumpang. KA Senja Utama berangkat pukul 18.00 menuju Stasiun Senen, Jakarta.

Kami tiba di Jakarta agak terlambat, biasanya kereta tiba paling lambat pukul 06.00 WIB, tetapi kali ini perjalanan pulang kami agak tertatih-tatih. Situasi seperti ini sudah terlihat setelah melewati Stasiun Purwokerto hingga memasuki Jakarta. Seringkali kereta berhenti di beberapa stasiun kecil yang seharusnya tidak disinggahi, menurut informasi ada kereta yang anjlok. Gangguan seperti ini mamang acapkali terjadi karena lalu lintas kereta api yang cukup padat, mengingat banyaknya penumpang yang menggunakan transportasi ini pada saat libur panjang, sehingga manajemen PT Kereta Api kewalahan mengatur perjalanan kendaraan massal ini.

Memasuki kawasan Jakarta Timur, setelah melewati stasiun Buaran, perjalanan pulang kami kembali terganggu. Kereta yang kami tumpangi tidak dapat melintas karena ada kereta lain yang mogok. Terpaksa kami turun sebelum sampai di stasiun tujuan kami. Sungguh kami (dan penumpang lain) sangat kecewa terhadap kinerja PT Kereta Api. Meskipun begitu, rasa syukur kami kepada Allah Yang Maha Kuasa tidaklah terhingga, kami kembali ke rumah dengan selamat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Komentar